Awas, Coklat Valentine Berbau Budak

Nasional / 3 January 2005

Kalangan Sendiri

Awas, Coklat Valentine Berbau Budak

Puji Astuti Official Writer
9474

JAWABAN.com - Pembuat undang-undang mengelakkan dari permen-permen Valentine, dengan alasan ketakutan terhadap sistem perbudakan yang bangkit kembali.

Washington - Dengan mendekatnya hari Valentine, adalah baik jika seseorang menjadi budak makanan "cokelat" barang sekejab. Namun pembuat perundang-undangan di Amerika Serikat ingin untuk memastikan bahwa cokelat yang dijual bukanlah diproduksi oleh industri yang menerapkan sistem perbudakan dalam produksinya dan mempekerjakan anak-anak yang dijadikan budak.

Senator Tom Harkin yang pada tahun 2001 bertindak sebagai penolong bagi pengembangan industri yang punya tujuan menghilangkan penggunaan tenaga kerja anak-anak dalam pemrosesan biji cokelat di Afrika Barat mengatakan pada hari Kamis bahwa persetujuan awal yang pernah dibuat tentang tenaga kerja anak-anak kini mendekati keruntuhan.

Senator dari partai Demokrat Iowa ini mengatakan : "Hari Valentine kali ini saya berniat membeli istri saya bunga disbanding cokelat. Perusahaan cokelat punya pengaruh dan kekuasaan untuk menghentikan penderitaan ini. Namun jika perusahaan kurang bertanggung jawab maka kongres akan bersedia untuk bertindak"

Pendekatan legislative yang Harkin dan sekutunya lakukan beberapa tahun yang lalu muncul ketika sistem fakultatif muncul di jalurnya ketika produk cokelat yang dipasarkan di Amerika memerlukan label sertifikat untuk menunjukkan bahwa produk ini memenuhi standar Organisasi Buruh Internasional dalam hal penggunaan tenaga kerja anak-anak.

Seorang ajudan Harkin mengatakan bahwa pihak industri telah menginformasikan padanya bahwa tidak lama lagi atau sekitar Juli 2005 maka deadline untuk menetapkan proses sertifikasi akan dilakukan, namun mungkin masih dilakukan pertemuan dengan Harkin di bulan mendatang untuk membuat laporan perkembangan dan mendiskusikan berbagai alternatif yang akan dibuat untuk maalah ini.

Masalah tenaga kerja anak-anak dan jual beli anak-anak di daerah perkebunan cokelat Afrika Barat menjadi focus yang diekspos beberapa tahun terakhir ini dan memicu banyak seruan dari pihak internasional. Kelompok pendukung hak asasi manusia telah melaporkan lebih banyak kejadian bahwa anak-anak masih menjadi bahan eksploitasi besar-besaran.

Menikmati hari kasih sayang dengan coklat yang dibuat oleh anak-anak tanpa kasih sayang sepertinya tidak etis. Salut untuk mereka yang berusaha membuat perayaan Valentine ini menjadi sesuatu yang bermakna, bahkan bagi mereka yang membuat coklatnya sekalipun. (nat)

Sumber : reuters
Halaman :
1

Ikuti Kami